Jasa dan kontribusi terbesar Umar bin Khaththab ketika mewariskan model pemilihan pemimpin. Kalau Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
memberi isyarat terhadap Abu Bakar
Sejumlah Keagungan Umar
Sudah banyak dikenal bahwa Umar memiliki sejumlah keagungan. Pertama,
beberapa dari wahyu yang turun disebabkan oleh pikiran dan kegelisahan
Umar sehingga dia disebut Muhaddatsun (oang yang ucapannya cocok dengan
Al-Qur’an). Terhadap tawanan perang Badar, Abu Bakar berpandangan agar
diminta tebusan karena terkait dengan hubungan kerabat. Sementara Umar
menyarankan untuk dibunuh, sehingga turun ayat yang menjelaskan
keharusan membunuh tawanan perang. Banyak sahabat yang hilir mudik
bercengkerama dengan istri-istri Nabi, sehingga Umar usul agar para
istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk mengenakan hijab. Sementara banyak model orang yang baik dan kurang baik agamanya.
Kedua, setan menjauhi Umar. Umar dikatakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
sebagai sosok yang dijauhi oleh setan, hingga Umar ketika melewati
suatu jalan, maka setan memilih jalan lain. Ini menunjukkan keagngan dan
kemuliaan, hingga setan takut dan tidak mendekat Umar untuk
menggodanya. Kalau umumnya manusia didekatai untuk dijerumuskan setan,
maka setan memilih tidak mendekati Umar untuk menggodanya/
Ketiga,
perhatian Umar terhadap Sunnah Nabi. Ada pemuda yang datang kepada Umar
sesaat setelah tertusuk pisau Abu Lu’luah. Pemuda itu memberi harapan
kepada Umar dan menyatakan bahwa yang menusuk perutnya ada orang Majusi.
Setelah pemuda itu keluar, maka Umar meminta untuk memanggilnya. Umar
menasehati pemuda itu agar menaikkan pakaiannya hingga di atas mata
kaki. Hal ini menunjukkan pentingnya mengenakan celana di atas maka
kaki, padahal Umar saat itu sedang sakit berat.
Umar dan Upaya Membentengi Penyimpangan Kekuasaan
Perkara
nepotisme telah dipandang Umar sebagai hal yang akan merusak dan
menggerogoti negara. Awal mula terjadinya penyimpangan kekuasaan
disebbkan masuknya unsur kerabat ddi dalam kekuasaan. Pada saat akan
meninggal, Umar menunjuk enam sahabat masih hidup dan telah terjamin
masuk surga, yakni Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin
Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah, dan Zubair bin
Awwam. Umar sengaja tidak memasukkan nama Said bin Zaid. Saat itu Said
bin Zaid masih hidup, dan dia disebut Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai orang kesepuluh yang dijamin masih surga
Setelah
ditelusuri, ternyata Said bin Zaid termasuk kerabat Umar. Dia adalah
putra paman Umar. Said bin Zaid bin Amr bin Naufal hidup sebelum Islam
datang dan sebelum diutusnya Rasulullah. Dengan fitrah dan tabiatnya
yang lurus dia mendapat petunjuk. Dia tidak pernah menyembah berhala
atau menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada berhala sebagai
umumnya. Said bin Zaid pernah menyeru kepada kaum Quraisy bahwa Allah
telah menurunkan hujan, menumbuhkan tanaman, tetapi mengapa kalian
menyembelih binatang-binatang itu. Said memiliki umur yang panjang, dan
meninggal ketika pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Umar
sengaja tidak memasukkan sosok Said bin Zaid dalam musyawarah untuk
memilih pemimpin pengganti dirinya. Padahal Said bin Zaid sangat layak
untuk masuk beberapa keutamaannya. Stempel jaminan masuk surga sudah
cukup kuat bagi Said bin Zaid untuk masuk kriteria khalifah pengganti
Umar. Namun Umar berketetapan hati untuk tidak memasukkannya. Disinilah
keadilan Umar dalam menjaga fitnah yang akan muncul.
Abdullah
Ibnu Umar juga pernah diusulkan untuk menggantikan posisi Umar, namun
Umar menolak dan menyatakan bahwa cukup dirinya sajalah yang masuk dalam
kekuasaan. Cukup satu Umar saja yang berkuasa dan tidak boleh ada
keluarga Umar.
Betapa banyak
penyimpangan kekuasaan diawali dengan adanya kerabat atau anggota
keluarga yang masuk dalam kekuasaan ketika ada salah satu anggota
keluarganya yang menjadi pemimpin. Runtuhnya kekuasaan Orde Baru
disebabkan oleh adanya keluarga Cendana yang terlibat dalam kekuasaan.
Bahkan saat ini dinasti kekuasaan terus dipraktekkan oleh para penguasa.
Ketika bapaknya selesai berkuasa, maka anaknya diorbitkan untuk masuk
kekuasaan untuk menggantikannya. Bahkan seorang ibu yang berhenti dari
kekuasaan dan kemudian memasukkan anak perempuannya untuk melanjutkan
kekuasaannya. Bahkan ada seorang suami yang berhenti dari kekuasaannya
dan mendorong istrinya untuk menggantikan dirinya.
0 komentar:
Posting Komentar